SEJARAH MUNCULNYA FILSAFAT


SEJARAH MUNCULNYA FILSAFAT

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Filsafat adalah pikiran yang ada dalam diri manusia serta mendorong untuk mencari sebuah kebenaran yang dapat diterima oleh insting logika manusia dan menjadikan manusia belajar untuk bisa menjadi bijaksana. Filsafat dalam kajian ilmu pengetahuan yang menjadikan manusia merasa ingin tahu dan menemukan kebenaran dari problema yang sedang dialami. Filsafat pada dasarnya merupakan filosofi atau mitos-mitos yang mengundang rasa ingin tahu manusia yang mengakibatkan timbul pemikiran-pemikiran tentang mencari kebenaran.
Manusia yang pada awalnya tidak mengetahui suatu  perkembangan peradaban manusia sehingga mengakibatkan mengikuti apa yang telah diikuti orang lain. filsafat lebih condong mempelajari ilmu pengetahuan yang ada di dunia dan alam semesta yang di dalamnya terdapat manuisa sebagai objek kajian filsafat. Manusia itu sendiri tidak lepas kaitannya dengan jasmani-rohani serta kodratnya sebagai manusia. Berlandaskan persoalan-persoalan yang terjadi pada manusia serta rasa kekaguman yang ada pada diri manusia, dan keheranan manusia sehingga mengakibatkan manusia manjadi rasa ingin tahu  dan manjadikannya dapat berfikir logis.
Berbagai jenis ilmu dalam filsafat yang dapat menimbulkan berbagai macam aliran-aliran dari perpekstif antara filsafat barat dan timur. Adanya aliran-aliran dalam filsafat menimbulkan kontradiksi antara hubungan pengetahuan dengan manusia yang mengakibatkan timbulnya pertanyaan-pertanyaan serta memperoleh ilmu-ilmu baru. Peradaban-peradaban filsafat yang berkembang pada masa Yunani hingga masa peradaban moderenisai dapat dijadikan sebagai ilmu pengetahuan dan menjadikan manusia lebih bijaksana.
Semakin meluasnya ilmu pengetahuan, maka akan bertambah pula suatu pandangan akan rasa keingintahuan serta dapat menyatukan perfekstif dari pengetahuan-pengetahuan yang lain. Filsafat  memperdalam wawasan tentang seluk-beluk kodrat manusia dalam berfikir.
Oleh karena itu. Filsafat sebagai ilmu pengetahuan sangat penting di dipelajari baik dari asal-usul filsafat dan juga aliran-aliran filsafat dari peradaban masa lampau hingga masa moderenisasi. Sehingga pemikiran tentang kebenaran hakikat dan hikamah dalam mencari latar belakan terdalam kejadian suatu filosofi menjadi suatu pemikiran dalam ilmu filsafat. Pada hakikatnya, filsafat adalah pengertian tentang manusia sekedar ia bergerak ke arah Tuhan.
1.2 Rumusan Masalah
berdasarkan latar belakang yang telah dipaparkan tentang filsafat, maka dapat tentang rumusan masalah, yaitu.
1. Apa yang melatar belakangi  kemunculan fisafat?
2. Aliran-aliran apa saja yang terdapat pada filsafat?
3. Bagaimanakah perkembangan peradaban filsafat timur dan barat?
1.3 Tujuan Penulisan
Menjelaskan tentang keberadaan filsafat yang menjadikan manusia mampu berfikir secara logis serta menemukan  tentang asal-usul pemikiran manusia. Adapun tujuan penulisan yang dikaji, yaitu.
1. Mengetahui latar belakang kemunculan filsafat.
2. Memberikan gambaran tentang aliran-aliran yang terdapat pada filsat.
3. Mengetahui perkembangan peradaban filsafat timur dan barat.
1.4 Manfaat Penulisan
Manfaat yang diharapkan dapat memberiakan wawasan bagi pembaca sebagai sarana pengembangan keilmuan pada bidang kajian filsafat.

PEMBAHASAN
2.1 Latar Belakang Kemunculan Filsafat

Pengertian kata filsafat menurut Salam (2012: 46) berasal dari kata “philosophia”. Perkataan ini berasal dari bahasa Yunani yang berarti: cinta akan kebijaksanaan (love of wisdom). Aristoteles mengutarakan tentang  filsafat dimulai dengan suatu thauma (rasa kagum) yang timbul dari suatu aporia, yakni suatu kesulitan yang dialami karena adanya percakapan-percakapan yang saling kontradiksi. Istilah aporia dari bahasa Yunani juga berarti problema, pernyataan atau “tanpa jalan ke luar”. Jadi filsafat itu mulai ketika manusia mengagumi dunia dan berusaha menerangkan berbagai gejala dunia itu. (Salam, 2012: 100)
Orang-orang yunani dulu kala mempunyai banyak  mitos-mitos yang berupa dongeng takhayul yang jauh dari kebenaran rasional, tetapi sudah merupakan percobaan untuk mengerti tentang rahasia alam ini, sehingga dapat memberikan jawaban dari pertanyaan-pertanyaan yang timbul dalam hati mereka. Dengan  demikian,  melalui mitos-mitos itulah manusia mencari keterangan-keterangan tentang assal-usul alam semesta (biasa disebut mitos kosmogonis) dan keterangan-keterangan tersebut diperoleh tanpa bimbingan rasional.
Pada abab ke-6 SM  mulai berkembang di Yunani suatu sikap baru, di mana orang mulai mencari jawaban-jawaban tentang rahasia-rahasia alam semesta. Rasio mulai menggantikan mitos logika menggantikan legenda. Dengan demikian lahirlah filsafat Yunani, di mana mereka tidak mencari-cari lagi keterangan-keterangan tentang alam semesta ini dalam cerita mitos, tetapi mereka mulai berfikir sendiri,  untuk memperoleh keterangan-keterangan yang memungkinkan mereka mengerti kejadian-kejadian dalam alam ini. (Praja, 2014: 72)
Munculnya filasafat dalam kajian sejarahnya, fisafat (terutama filsafat barat) muncul di Yunani sejak abad +_ 7 S.M. filsafat muncul ketika orang mulai berfikir dan berdiskusi tentang keadaan alam, dunia, dan lingkungan di sekitar mereka dan menggantungkan diri kepada agama lagi untuk mencari jawaban atas pertanyaan-pertanyaan ini.
Filsafat muncul di Yunani karena tidak ada kasta pendeta sehingga secara intelektual, orang lebih bebas dalam berfikir dan merumuskan konklusi-konklusi hasil pemikirannya. Orang yang diberi gelar filosof pertama adalah Thales dari Mileta, pesisir barat Turki. Akan tetapi, para filosof Yunani terbesar tentu saja Socrates, Plato, dan Aristoteles. Socrates adalah guru plato, sedangkan Aristoteles adalah murid Plato. (Sholihin, 2007: 21).
Filsafat dimulai oleh Thales sebagai pilsafat jagat raya yang selanjutnya berkembang ke arah kosmologi. Filsafat ini kemudian menjurus pada filsafat spekulatif pada plato dan metafisika pada Aristoteles. Memasuki zaman Romawi Kuno, para pemikir mencari keselarasan antara manusia dengan alam semesta. Keselarasan itu dapat tercapai bilamana manusia hidup sesuai dengan alam dalam arti mengikuti petunjuk akal (sebagai asas tertinggi sifat manusiawi) dan mengikuti hukum alam dari Logos (sebagai akal alam semesta). Filosuf Romawi Marcus Tullius Cicero secara sangat singkat memberikan definisi filsafat sebagai Ars Vitae atau “the art of life” (pengetahuan tentang hidup). Konsepsi filsafat ini kemudian dianut luas oleh orang-orang terpelajar pada zaman Renaissance di Eropa. (Gie, 2012: 9)
Berpijak dari pendapat para ahli dan filosof tentang awal mula filsafat. Kemunculan filsafat yang dimulai dengan adanya mitos-mitos takhayul serta kekaguman manusia terhadap alam semesta yang menimbulkan berbagai pertanyaan serta keheranan dalam benak pikiran manuisa, mengakibatkan timbulnya problema-problema untuk mencari kebenaran tentang rahasia alam semesta.
Tokoh-tokoh pada masa keemasan filsafat yunani.
1. Sokrates (470-399)
Sokrates menentang ajaran para Sofis, ia membela “yang benar” dan “yang baik” sebagai nilai-nilai obyektif yang harus diterima dan dijunjung tinggi oleh semua orang. Dalam pemahan Socrates, filsafat adalah suatu peninjauan diri yang bersifat reflektif atau perenungan terhadap asas-asas dari kehidupan yang adil dan bahagia (principles of the just and happy life) (Gie, 2012: 33).
2. Plato (427-347)
Plato lahir di Athena dalam kalangan bangsawan. Plato mengubah pengertian kearifan (shopia) yang semula bertalian dengan soal-soal praktis dalam kehidupan menjadi pemahaman intelektual. Dalam pencarian terhadap kebenaran  itu, hanyalah filsuf yang dapat menemukan dan menangkap pengetahuan mengenai ide yang abadi dan tak berubah atau lebih mementingkan ilmu pasti (Gie, 2012: 33).
3. Aristoteles (384-322)
Aristoteles merupakan murid dari plato dan juga sebagai penentang dari ajaran plato. Perhatian Aristoteles secara khusus diarahkan kepada ilmu pengetahuan alam dengan sedapat mungkin menyelidiki dan mengumpulkan data-data kongkret. (Bertens,1998: 14)
Manusia dijadikan sebagai objek kajian filsafat tentang kebenaran yang selama ini menyebabkan timbulnya pertanyaan-pertanyaan pada diri manusia. Timbulnya filsafat pada diri manusia, menurut Salam (2012: 98).
1. Manusia adalah “Ens Metaphysicum”
Berdasarkan ragam teori filsafat, maka filsafat itu sendiri menunjukkan bagaimana filsafat itu timbul dari kodrat manusia, artinya asal ada manusia, ada filsafat, karena sesuai dengan kodratnya manusia itu. Manusia disebut “Ens Metaphysicum” menurut Aristoteles artinya makhluk yang menurut kodratnya berfilsafat. Berlandaskan definisi “ens metaphysicum” filasafat dibedakan antara:
- Filsafat sebagai  ilmu pengetahuan dan
- Filsafat dalam arti yang lebih luas, yaitu dalam arti: usaha mencari jawaban atas pertanyaan hidup, menanyakan dan mempersoalkan segala sesuatu.

2. Filsafat bersifat ekstensial
Filasafat adalah “existensial” sifatnya erat  hubungannya dengan hidup kita sehari-hari, dengan adanya manusia sendiri. Filsafat berdasarkan dan berpangkalan pada manusia yang kongkret pada diri kita yang hidup di dalam dunia dengan segala persoalan-persoalan yang kita hadapi.
3. Permulaan filsafat adalah keheranan
Filsafat dimulai dengan suatu thauma (rasa kagum) yang timbul dari suatu aporia, yakni suatu kesulitan yang dialami karena adanya percakapan-percakapan yang saling kontradiksi. Istilah aporia dari bahasa Yunani juga berarti problema, pernyataan atau “tanpa jalan ke luar”. Jadi filsafat itu mulai ketika manusia mengagumi dunia dan berusaha menerangkan berbagai gejala dunia itu.
Menurut  Salam (2012: 104) Keheranan awal permulaan dari filsafat. Keheranan merupakan usaha untuk mencari jawaban atas pertanyaan-pertanyaan untuk menyelami rahasia, barualah disebut filsafat apabila dilakukan secara sistematis.
4. Beberapa jalan ke filsafat
a. Keinginan akan kebahagiaan;
b. Kesusilaan;
c. Manusia yang mempersoalkan Tuhan;
d. Mengenai diri kita sendiri; dan
e. Dan bermacam-macam pertanyaan lain lagi
5. Filsafat timbul dari kodrat manusia
a. Dorongan untuk mengerti timbul dari kodrat manusia
- Kenyataan  bahwa manusia mengerti dan bahwa hidupnya tergantung  dari pengetahuannya, hal itu tak dapat dipungkiri.
- Setiap perbuatan manusia menghendaki pengetahuan tentang apa yang diperbuatnya.
b. Filsafat timbul dari dorongan untuk mengerti
- Manusia tentu  berusaha untuk menyempurnakan kehidupannya dan dalam usaha itu pikirannya ikut dengan aktif berperanserta.
- Kita membutuhkan suatu ilmu pengetahuan tersendiri, yang mempelajari dasar-dasar yang terdalam dari seluruh hidup dan kehidupan manusia yaitu filsafat.
c. Jadi filsafat timbul dari kodrat manusia
- Jadi teranglah bahwa filsafat itu lahir dari dorongan untuk mengerti dengan sempurna.
6. Kodrat manusia mendorong ke filsafat
a. Kodrat manusia adalah rohani – jasmani.
Tingkah laku manusia berlainan sekali dengan hewan. Manusia adalah merdeka, ia dapat mengerti, ia dapat menciptakan kebudayaan, ilmu-ilmu pengetahuan, ia dapat mempunya cita-cita yang luhur dengan mengorbankan barang-barang materil (jasmani). Manusia itu bukan saja barang materil atau benda jasmani. Prinsip yang menyebutkan keunggulan manusia yang biasa disebutkan “roh” atau  “jiwa” manusia. Jadi ia adalah rohani jasmani, yang berarti dua aspek dalam satu kesatuan/kebulatan, suatu “dwi tunggal” yang tak dapat dipisahkan. Inilah yang disebut kodrat manusia (nature the intrinsic principle of activity, the assence).
b. Kodrat rohani–jasmani ini menyebabkan timbulnya dorongan akan berfilsafat, artinya akan berpikir dan mengerti sedalam-dalamnya.
Dorongan ini niscaya lahir karena semua hal yang belum sempurna tentu mencari kesempurnaannya dan kesempurnaan pengetahuan kita adalah mengerti dengan sedalam-dalamnya (tidak yang pertaman untuk mengerti lebih banyak) dan itulah yang disebut ilmu filsafat.
c. Jadi dorongan untuk brfilsafat itu lahirnya dari kodarat manusia.
Manusia terdorng untuk lebih mengerti akan dirinya sendiri. Yang diinginkan adalah pengetahuan yang sempurna.
2.2 Aliran-Aliran  Filsafat
1. Aliran Rasionalisme
Aliran rsionalisme merupakan aliran yang menyatakan rasio dapat melahirkan kebenaran yang bersifat pasti, kebenaran yang menyeluh (universal) tidak diperoleh melalui pengalaman, melainkan semata-mata dari logika murni (fauzan, 2009:20). Dalam rasio terdapat ide-ide dan dengan ide itu orang dapat membangun suatu ilmu pengetahuan tanpa mengraukan realitas di luar rasio (Praja,2014:91). Falsafah rasional mempercayai bahwa pengetahuan yang dapat diandalkan bukanlah diturunkan dari dunia pengalaman melainkan dari dunia pikiran (Suriasumantri, 2012:134).
Rasionalisme berpendirian bahwa sumber pengetahuan terletak pada akal bukan karena rasionalisme mnengingkari nilai pengalaman melainkan paling dipadang sebagai sejinis perangsang bagi pikiran.  (kattsoff, 2004: 135).
Tokoh tokoh aliran rasionalisme (Praja, 2009:102) :
a. Rene Descartes (Prancis, 1595-1650)
Descartes adalah tokoh filsafat modern yang menjadi pelopor aliran rasionalisme. Descartes berpendapat bahwa dalam dirinya terdapat tigaide bawaan yaitu:
1) Pemikiran; sebab sayamemahami diri saya sebagai mahluk yang berpikir, harus diterima juga bahwa pemikiran merupakan hakikat saya. Dalam ungkapanya Descartes menyatakan  cogito ergo sum (saya berpikir berarti saya ada);
2) Allah sebagai wujud yang sama sekali sempurna;
3) Keluasan; sayamengerti materi sebagai keluasan atau ksistesi.
      Descartes berpendapat bahwa selain Allah ada dua substansi, pertama, jiwa yang hakikaynya adalah pemikiran. kedua,materi yang hakikatnya adalah keluasan. Tentang manusia, Descartes memandang manusia sebagai makhluk dualitas yang terdiri dua substansi: jiwa dan tubuh.jiwa adalah pemikiran dan tubuh adalah keluasan.
b. Nicolas Malerbranche (Prancis, 1638-1775)
Malerbranche berpendapat bahwa jiwa tidak dapat mempengaruhi tubuh demikian sebaliknya. Tetapi pada kesempatan terjadinya perubahan dalam tubuh, allah menyebabkan perubahan yang sesuai dengannya dalm jiwa dan sebaliknya.
c. De Spioza (Amsterdam,1632-1677 M)
Menurut Spinoza hanya ada satu substansi yaitu Allah yang meliputi dunia maupun manusia.
d. Gottried Wilhlm Leibniz (Jerman,1646-1716 M)
Menurut Leibniz bawa substansi itu jumlahya tidak terhingga yang dinamakan monade. Apat Leibniz berpendapat bahwa pusat-pusat gaya atau kekuatan itumempunyai kesadaran dan kehendak seperti roh atau jiwa yang disebut dengan monade-monade.
e. Chritian wolff (Jerman,1679-1754M), memiliki keyakinan akan kekuatan akaldan filsafat diyakininya sebagai telaah mengenai intisari danbukan keberadaan (Gie,2012:32).
f. Blaise Pascal (Prancis,1623-1662M)
Pascal memandang bahwa manusia selalu dianggapsebagai msteri yang tidak dapat diselami sampai dasarnya, ada yang lebih penting dari rasio yaitu hati.
2. Aliran Empirisme
          Aliran empirisme menyatakan pengalaman adalah awal dari sumber pengetahuan. Akal bukanlah sumber pengetahuan, melainkan  berfngsi mengolah bahan yang diperoleh melalui pengalaman. Hanya pengalamanlah yang member kepastian (Fauzan, 2009:21). Empirisme dinisbatkan kepada paham yang memiih pengalaman sebagai sube utama pengenalan  bak pengalamn lahriah yang meenyangkut dunia maupun pengalaman batiniah yang menyangkut pribadi manusia ( Praja,2014:105).
Tokoh-tokoh aliran empirisme (Prja, 2014:110 dan Fauzan, 2009:21).
a. Francos Bacon (1561-1626)
Menurut bacon  penemuan dilakukan secara metodis.ilmu hanya dapat berkembang dengan pengamatan, pecobaan,penyusunan fakta dan pengenalan hukumnya.
b. Thomas Hobbes(1688-1679)
Hobbes beranggapan bahwa pengalaman merupakan permulaan segala pengenalan. Manusia, menurut Hobbes, merupakan bagian dari dunia (alam bendawi).
c. Jhon Locke (1632-1704)
Menurut Locke, akal tidak melahirkan pengetahuan dengan sendirinya. Akal ibarat secarik kertas putih atau bersih (as white paper)yang enerima segala sesuatu yang datang dari pengalaman baik pengalaman lahiriah (sensasi) maupun pengalaman batiniah (refleksi).
d. George Berkeley (1665-1753)
Berkeley mempuyai pandangan bahwa ide merupakan satu-satunya kebenaran (kenyataan).
e. David Hume (1711-1776)
Hume berpendapat bahwa kesimpulan empiris tidak pernah memiliki kebenaran mutlak.
3. Aliran Kritisisme
Aliran Kritisme merupakan gabungan dari empirisme (sintetis) dan rasionalisme (analitis), yaitu apriori yang dapat melahirkan keputusan yang benar ( Fauzan, 2009:25). Tokoh aliran ini  Immanuel Kant. Adapun pendapat Immanuel kant tentang pengetahuan adalah “bagaimana mungkin orang dapat menetapkan pendapat yang apriori (terlepas ari pengalaman) tentang suatu obyek dengan mempergunakan logika” (Salam,2012:154).
4. Aliran positivisme
Menurut aliran positivism pengetahuan kita tidak pernah boleh melebihi fakta-fakta. Tokoh aliran ini adalah August Comte. Menurut Comte yang perlu dibicarakan dan diketahui adalah yang pasti, perlu, positif, terutama yang berguna bagi masyarakat.Teori Comte yang terkenal adalah “Hukum tiga Tahap” yang mengajarkan bahwa pemikiran umat manusia berkembang melalui tiga tahap, yakni (1) tahap theologies atau fiktif; (2) tahap metafisik atau abstrak; dan (3) tahap positif atau real (Fauzan, 2009:27).
5. Aliran Idealisme
Aliran idelisme menyatakan bahwa realitas terdiri atas ide-ide, pikiran-pikiran, akal (mind) atau jiwa (self) dan bukan benda material atau kekatan. Idealism menekankan mind sebagai hal yang primer daripada materi.
Tokoh-tokoh aliran iliran ini adalah:
a. W.E.Hocking
Filsuf ini dalam karangannya “What philosophy is and says” menyatakan bahwa filsafat pertama-tama adalah pemeriksaan terhadap keyakinan-keyakinan yang dengan itu seorang hidup (Gie, 2012:43).
b. Plato, terkenal dengan teori idea yang mengatakan bahwa pengertian manusia hanyalah ingatan kepada gambaran asli yang dinamakan idea atau cita ( Salam, 2012:64).
c. Hegel
Dalil Hegel yang terkenal adalah “semuanya yang rill bersifat rasional dan semua yang rasional bersifat riil.
d. Fichte (1762-1814)
Menurut fichte dasar realitas adalah kemauan, kemauan inilah yang merupakan thing in itself manusia.
6. Aliran Evolusionisme
Aliran evolusionisme merupakan sebuaahteori yang mengkaji proses perkembangan segala bentuk kehidupan (Praja,2014:139).
Tokoh-tokoh aliran evolusionisme adalah:
a. Charles R. Darwin;
Darwin terkenal dengan teorinya evolusi organik yang terdiri dari dua bagian yaitu, pertama evolusi menyataakan bahwa bentuk-bentuk kehidupan  yang beraneka ragam telah tercipta dan berkembeng secara berangsur-angsur dari suatu tingkat asal yang rendah. Kedua tentang perjuangan hidup dan kelangsungan hidup.
b. Lamarck, dikenal dengan teorinya warisan sifat-sifat yang diperoleh;
c. Weismann, menciptakan teori kelangsungan benih (germinal continuity);
d. De Vries, menciptakan teori mutasi (mutation);
e. Mendel, menciptakan teori kaidah warisan (low of inheritance);
f. Morgan, menciptakan teori jenis (theory of the genes).
7. Aliran Materialisme
Aliran materialisme menganggap bahwa materi itu ada sebelum jiwa (self) dan dunia material adalah yang pertama, sedangkan pemikiran tentang dunia ini adalah nomor dua. Menurut faham materialism segalanya adalah materi (everything is matter), (Fauzan, 2009:23).
Tokoh-tokoh materialisme:
a. Ludwig Feuerbach;
Pernyataannya adalah “kabahagiaan manusia dapat dicapai di dunia ini, bukan di seberang sana……bukannya Tuhan menciptakan manusia, melainkan manusia yang menciptakan Tuhan menurut citranya!” (Rindjin, 1987:26) (dalam Fauzan, 2009:23).
b. Karl Marx
Marx memandang bahwa alam semesta menurut sifatnya adalah material atau terdiri darimaterike materi. Materi itu abadi, dalam arti tidak diciptakan oleh kekuata lain (Praja, 2014: 158).
8. Aliran Pragmatisme
Aliran ini mengajarkan  bahwa yang benar apa yang membuktian sebagai yang benar dengan peranaraan akibat-akibatnya yang bermanfaan secara praktis (Praja, 2014:171).
Tokoh-tokoh pragmatisme:
a. William James (1842-1910)
Dalam bukunya The Meaning of  Truth, Arti kebenaran, James mengemukakan bahwa tidak ada kebenaran mutlak, yang berlaku umum, yang bersifat tetap, yang berdiri sendiri, dan terlepas dari segala akal yag mengenal (Praja,2014:172). Gagasan yang benar menurut James adalah gagasan yang dapat dibuktikan, dikukuhkan, diberlakukan, dan diwujudkan, jika gagasan tidak sesuai dengan realita maka gagasan itu tertolak, (Fauzan, 2009:24).
b. Jhon Dewey (1859-1952)
Menurut Dewey, filsafat  bertujuan untuk memperbaiki kehidupan manusia serta lingkunganya. Dewey menyebut filsafatnya dengan istilah instrumentalisme yang berpijak pada pengalaman (Experience). Kebenaran menurut Dewey sama sekali bukan yan sekali ditentukan tetapi kebenaran dapat berubah (Praja, 2014:174).
c. Charles S. Pierce (1839-1914)
Peirce berpandapat keampuhan (workability) suatu teori atau konsep tergantung dari kemampuannya memecahkan masalah (Fauzan, 2009:24).
9. Aliran Filsafat Hidup
Tokoh aliran ini adalah Henri Bergson yang menyatakan filsafat adalah kesadaran dan refleksi yang merujuk kepada data yang lansung diperoleh dari intuisi. Tokoh aliran ini adalah Marcuss Tullius Cicero yang menyebut ffilsafat sebagai ibu dari semua pengetahuan ( the art Of life) atau pengetahuan kehidupan.
10. Aliran Fenomenologi
Aliran fenomenolgi merupakan  aliran yang membicarakan fenomena atau segala sesuatu yang menampakan diri (Praja, 2014:179). Tokoh fenomenologi adalah Edmund  Husserl (1859-1938) yang berpendapat bahwa kebenaran untuk semua orang dan manusia dapat mencapainya. Husserl terkenal dengan teri reduksi yaitu penundaan segala pengetahuan yang ada tentang objek sebelum pengamatan intuisi dilakukan.
11. Aliran Sekularisme
Aliran sekularisme memandang pembebasan manusia pertama-tama dari agama dan metafisika yang mengatur nalar dan bahasanya. Tokoh aliran ini adalah George Jacob Holyoke.
12. Filsafafat Islam
Tokoh-tokoh filsafat Islam:
a. Al-Kindi, Menurut Al-Kindi kebenaran pertama adalah Tuhan (Allah). Dialah yang awal ( The First Truth) (Praja,2014:197).
b. Ibnu Sina
Terkenal dengan ajarannya “penciptaan dan akal yang aktif”. Pendapatnya adalah Tuhan adalah satu-satunya pengetahuan yang murni dan kebaikan sejati dan ada-Nya merupakan suatu keharusan.

13. Aliran Filsafat Alam Semesta
Aliran ini menelaah alam semesta untuk mengetahui asal usulya, unsu-unsurnya,dan kaidah-kaidahnya. Menurut aliran kosmos ini bahwa dasar perubahan yang membentuk ala mini adalah air, api, tanah dan angin (Gie, 2012: 31). Tokoh aliran ini adalah Thales (640-546 SM).
14. Aliran Filsafat Spekulatif
Tokoh aliran ini adalah Plato (427-347 s.M). Plato menegaskan para filsif adalah pecinta kebenaran (Vision of truth). Menurut Plato filsafat merupakan pencarian yang bersifat spekulatif atau perekaan terhadap pandangan tentang seluruh kebenaran (Gie, 2012:33).
15. Aliran Filsafat Stoicisme
Aliran ini memandang bahwa filsafat merupakan suatu pencrian terhadap asas-asas rasional yang mempertalikan alam semesta dan kehidupan manusia dalam suatu kebulatan tunggal yang logis (Gie, 2012 :35). Bagi kaum stoisis, dunia itu terdiri dari dan dunia yang terdiri dari materi kasar yang nampak pada pancaindra kita dan jiwa dunia, dan materi halus yang berembus sebagai angin melintas dunia, menggerakkan dunia dan membuatnya laksana binatang yang sangat besar (Poespoprodjo,1999:63). Tokoh aliran ini adalah Baruch Spinoza.
16. Aliran Hedonisme
Menurut aliran inikesenangan atau kenikmatan adalah tujuan akhir hidup dan yang baik yang tertinggi (Poespoprodjo,1999:60). Tokoh-tokoh aloran ini adalah:
a. Aristippus
Menurut Aristippus kesenangan berkat gerakan yang lemah gemulai, sedangkan rasa sakit berkat gerakan kasar (Poespoprodjo,1999:60).
b. Socrates
Pengetahuan adalah kebajikan dan kebajikan adalahkebahagiaan (Gie, 2012 :31). Menurut Socrates berfilsafat merupakan berpikir yang radikal, menyeluruh dan mendasar (Suriasumantri, 2012:5).


17. Utilitarianisme, tokoh aliran ini adalah:
a. J. Bentham
Bentham mengatakan bahwa kesenangandan kesedihan perseorangan adalah bergantung kepada kebahagiaan dan kemakmuran pada umumnya dari seluruh masyarakat (Poespoprodjo,1999:62).
b. Jhon Stuart Mill
Mill mengatakan bahwa kesenangan itu berbeda pada dalam kualitas dan berbeda juda pada kualitas (Poespoprodjo,1999:62).
18. Aliran filsafat Konsepsi Abad Tengah
Filsafat dianggap sebagai pelayanan dari teologi, yakn sebagai suatu sarana untuk menetapkan kebenara mengenai tuhan yang dapat dicapai oleh akal manusia (Gie, 2012: 35). Tokoh aliran ini adalah Thommas Aquinas.
19. Aliran Filsafat Analitik (Atomisme Logis Betrand Russel)
Menurut Russel tujuan filsafat ada tiga, yaitu pertama, untuk mengembalikan seluruh ilmu pengetahuan kepada bahasa yang paaling padat dan sederhana, kedua,  menghubungkan logika dengan matematikadan ketiga, analisis bahasa untuk mencari pengetahuan yang benar (Hidayat,2009:48).
20. Aliran Oxpord
Aliran ini lebih dikenal dengan sebutan “Ordinary Language philoshophy”. Aliran ini berpendapat bahwa filsafat harus berpegang pada prinsip “Don’t ask for the meaning,ask for the use” (jangan tanyakan makna, tapi tanyakan pemakaiaanya) (Hidayat,2009:48).
Tokoh aliran ini adalah G. Ryle, J. Wisdom, J. Austin, P.Strawon dan SE. Toulmin.

DAFTAR PUSTAKA
Fauzan, M.pd. 2009. Pengantar Filsafat Ilmu. yogyakarta: Insyira
Gie, Liang, The. 2012. Pengantar Filsafat Ilmu. Yogyakarta. Liberty Yogyakarta
Hidayat, Asep ahmad. 2009. Filsafat Bahasa (Mengungkap hakikat Bahasa, Makna dan tanda). Bandung: Remaja Rosdakarya
Kattsoff, O, Louis. 2004. Pengantar filsafat. Jogjakarta: Tiara Wacana
Poespoprodjo,W, Dr. Filsafat Moral kesusilaan Dalam Teori dan Praktek. Jakarta:Pustaka Grafika
Praja, Juhaya,S, Prof. Dr. 2014. Aliran-aliran Filsafat & etika. Jakarta: Kencana       Prenadameda Group
Suriiasumantri, Jujun S. 2012. Ilmu Dalam Perspektif. Jakarta: Pustaka Obor
Salam, Burhanuddin. 2012. Pengantar Filsafat. Jakarta: Bumi Aksara.
Solihin, M. 2007. Perkembangan Pemikiran Filsafat Dari Kelasik Hingga Moderen. Bandung: Pustaka Setia.

Comments

Popular posts from this blog

PENDEKATAN EKSPRESIF (ANALISIS PUISI "HANYA SATU" KARYA AMIR HAMZAH)

TEORI DEKONSTRUKSI (JACQUES DERRIDA)